hargasemen.id – Video berdurasi sembilan menit yang diunggah akun Rumah Teduh viral di Facebook dan sudah ditonton hampir 10 juta kali. Video itu merekam kondisi balita bernama Raya, usia sekitar 4 tahun, yang tubuhnya dipenuhi cacing gelang (askariasis). Tim medis di ICU kewalahan menangani kondisinya karena identitas dan asuransi yang tidak lengkap, membuat perawatan semakin sulit.
Kehidupan Raya: Kemiskinan dan Minimnya Perhatian
Raya tinggal bersama orang tua yang mengalami gangguan mental di rumah semi-panggung dengan sanitasi buruk. Lingkungannya tercemar, ia memiliki berat badan rendah, dan jarang menerima perhatian kesehatan dasar seperti imunisasi, posyandu, atau pendampingan PKK. Kondisi ini membuat tubuhnya rentan terhadap infeksi parasit yang serius.
Serangan Parasit Mengancam Nyawa
Ketika dibawa ke RSUD R. Syamsudin SH, kondisi Raya kritis dan tak sadarkan diri. Pemeriksaan medis menunjukkan infeksi cacing gelang akut yang menyebar hingga paru-paru dan otak. Cacing keluar dari hidung, mulut, dan anusnya. Tim dokter berjuang maksimal selama 9 hari di ICU, tetapi penyakit itu mengalahkan tubuhnya, dan Raya meninggal pada 22 Juli 2025.
Tanggapan Pemerintah dan Evaluasi Layanan Kesehatan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan kesedihan mendalam atas tragedi ini. Ia menyoroti kegagalan layanan kesehatan dasar yang seharusnya mencegah kasus fatal ini. Pemprov Jabar segera mengirim tim untuk memberikan dukungan medis dan psikologis kepada keluarga korban. Pemerintah menegaskan akan menindak aparat desa yang lalai dalam memastikan layanan kesehatan warga.
BPJS Kesehatan menekankan pentingnya kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai syarat pendaftaran peserta. Ketidakhadiran identitas Raya membuat perawatan medisnya terbatas. Relawan bahkan menanggung biaya perawatan hingga Rp23 juta sendiri, menunjukkan beban besar ketika administrasi kesehatan tidak lengkap.
Infeksi Cacing dan Dampak Gizi Buruk
Dokter menjelaskan bahwa cacing gelang dapat tumbuh hingga 10–35 cm, dan telur cacing yang ditelan berkembang menjadi larva yang menyebar melalui darah ke berbagai organ, menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia. Profesor kesehatan masyarakat menekankan bahwa anak-anak dengan status gizi buruk seperti Raya sangat rentan terhadap infeksi cacing.
WHO merekomendasikan empat strategi penting: pemberian obat cacing massal secara rutin, edukasi kesehatan, peningkatan sanitasi, dan pemeliharaan lingkungan bersih. Strategi ini bertujuan mencegah kasus tragis serupa di masa depan.
Pelajaran dan Alarm untuk Sistem Kesehatan
Kasus Raya menunjukkan gabungan berbahaya antara gizi buruk, sanitasi buruk, dan minimnya akses layanan kesehatan di daerah terpencil. Setiap faktor memperburuk kondisi anak, hingga mengancam nyawa. Tragedi ini harus menjadi momentum reformasi sistem kesehatan publik, memperkuat layanan dasar, meningkatkan administrasi kependudukan, dan menyediakan akses medis yang merata.
Kasus Raya menjadi pengingat keras: tanpa perhatian serius pada gizi, sanitasi, dan akses kesehatan, risiko kematian anak-anak paling rentan tetap tinggi. Komunitas, pemerintah, dan lembaga kesehatan harus bekerja sama agar tidak ada lagi anak yang mengalami nasib serupa.
