hargasemen.id – Setelah rilis laporan kinerja semester I/2025, JP Morgan memberikan pandangan yang berbeda terhadap prospek saham dua emiten semen terbesar di Indonesia: PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP). Meskipun keduanya beroperasi di industri yang sama, analisis dan rekomendasi dari JP Morgan menunjukkan perbedaan signifikan.
Kinerja Keuangan Semester I/2025
Semen Indonesia (SMGR) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada paruh pertama tahun 2025. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya volume penjualan dan harga jual rata-rata yang menurun. Sebaliknya, Indocement (INTP) berhasil mencatatkan pertumbuhan laba meskipun penjualannya mengalami penurunan. Kinerja INTP yang lebih stabil ini menjadi salah satu alasan JP Morgan memberikan rating overweight (OW) pada saham INTP dan underweight (UW) pada saham SMGR.
Analisis JP Morgan terhadap SMGR dan INTP
JP Morgan menilai bahwa SMGR menghadapi tantangan dalam mempertahankan pangsa pasar dan beradaptasi terhadap fluktuasi permintaan lokal. Penurunan harga jual rata-rata dan biaya operasional yang tinggi menjadi faktor yang menekan margin laba perusahaan. Sebaliknya, INTP menunjukkan efisiensi biaya yang lebih baik dan kemampuan untuk mempertahankan profitabilitas meskipun dalam kondisi pasar yang sulit.
Prospek Industri Semen di Indonesia
Industri semen Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan pada sisa tahun 2025, terutama terkait dengan daya beli konsumen yang masih lemah dan persaingan harga yang ketat. Namun, proyek infrastruktur besar seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara dan program 3 juta rumah per tahun diharapkan dapat memberikan dorongan permintaan bagi industri ini. Perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional akan memiliki peluang lebih baik untuk bertahan dan berkembang.