PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat penjualan semen dan klinker sebesar 8,89 juta ton pada semester I 2025. Angka tersebut turun 1,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pasar domestik menjadi sumber utama pelemahan karena permintaan turun 2,4%, sementara ekspor justru tumbuh 45,8%. Lonjakan ekspor terjadi berkat peningkatan permintaan dari negara-negara Asia Tenggara dan Oseania, yang melihat produk Indocement sebagai opsi berkualitas dengan harga kompetitif. Perusahaan juga memanfaatkan jaringan distribusi global untuk memperluas jangkauan pasar di luar negeri.
Proyek Infrastruktur Lesu Tekan Penjualan
Pelemahan pasar domestik dipicu melambatnya aktivitas konstruksi, terutama pada sektor infrastruktur skala besar. Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi salah satu yang terkena imbas karena pemerintah mengurangi sebagian anggaran pada awal tahun. Penurunan ini berdampak langsung pada penjualan semen curah yang biasanya diserap proyek besar. Sementara itu, penjualan semen kemasan masih relatif stabil karena permintaan dari sektor perumahan dan ritel bertahan. Di sisi lain, persaingan ketat antarprodusen semen di dalam negeri membuat perusahaan harus menjaga harga tetap kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.
Strategi Efisiensi Dorong Peningkatan Laba
Meski pendapatan bersih turun 1,1% menjadi Rp8,03 triliun, Indocement berhasil mempertahankan kinerja positif lewat strategi efisiensi biaya. Perusahaan memangkas beban pokok penjualan sebesar 2,3%, sehingga margin laba kotor meningkat menjadi 29,2% dari sebelumnya 28,3%. Langkah penghematan ini meliputi optimalisasi rantai pasok, pemanfaatan teknologi produksi yang lebih hemat energi, serta negosiasi ulang kontrak logistik. Hasilnya, laba bersih perusahaan naik 13,8% menjadi Rp494,8 miliar. Peningkatan ini menunjukkan bahwa manajemen mampu menjaga profitabilitas meski menghadapi penurunan volume penjualan.
Optimisme Sambut Semester Kedua
Manajemen Indocement memproyeksikan perbaikan penjualan pada semester kedua 2025. Perusahaan mengandalkan faktor musiman, seperti musim kering yang biasanya mendorong percepatan proyek konstruksi dan minimnya gangguan cuaca. Selain itu, jumlah hari kerja yang lebih banyak serta potensi percepatan realisasi belanja konstruksi menjelang akhir tahun diyakini akan meningkatkan konsumsi semen. Indocement juga berencana memperluas distribusi ke wilayah-wilayah yang mencatat pertumbuhan pembangunan perumahan. Di pasar ekspor, perusahaan akan mempertahankan tren positif dengan mengamankan kontrak jangka panjang di pasar luar negeri. Strategi ini diharapkan mampu mengimbangi fluktuasi permintaan domestik yang masih penuh ketidakpastian.