hargasemen.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat pesisir tentang potensi banjir rob yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Agustus 2025. Peringatan ini muncul karena fase Bulan Baru yang terjadi pada 23 Agustus dapat meningkatkan tinggi maksimum air laut. Akibatnya, permukaan laut berpotensi naik lebih tinggi daripada biasanya. Oleh sebab itu, masyarakat di pesisir harus mengantisipasi dampak yang mungkin timbul sejak dini.
Daerah Rawan Rob dan Rentang Waktunya
BMKG merinci sejumlah daerah yang berpotensi terdampak rob beserta periode kritisnya. Di Sumatera Utara, kawasan Medan Belawan, Labuhan, dan Marelan menghadapi risiko pada 22–28 Agustus. Sementara itu, Kepulauan Riau menunjukkan pola berbeda: Batam (23–27), Bintan dan Tanjung Pinang (23–25), Dabo Singkep (20–24), Karimun (22–25), dan Natuna (22–23). Di sisi lain, Bangka Belitung berpotensi terdampak di Pangkalpinang serta Tanjung Pandan pada 20–26 Agustus. Wilayah Jawa pun tidak luput dari ancaman. Jakarta memiliki titik rawan seperti Kamal Muara, Pluit, Ancol, Marunda, Cilincing, hingga Muara Angke. Jawa Tengah menghadapi potensi rob di Semarang, Demak, Pekalongan, Brebes, Tegal, dan Pemalang pada 20–24 Agustus. Lebih jauh ke timur, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, NTB, dan NTT juga masuk daftar wilayah yang harus siaga. Dengan demikian, daftar ini memperlihatkan bahwa ancaman rob meluas mulai dari pesisir barat Sumatera hingga kawasan timur Indonesia.
Dampak pada Aktivitas Warga dan Transportasi Laut
Seiring meningkatnya pasang maksimum air laut, BMKG menegaskan adanya potensi gangguan terhadap aktivitas masyarakat pesisir. Misalnya, proses bongkar muat di pelabuhan bisa terhambat, permukiman warga berisiko tergenang, dan tambak garam terancam rusak. Selain itu, sektor perikanan darat juga berpotensi terdampak karena rob dapat merusak kolam serta mengganggu siklus produksi. Meskipun demikian, masyarakat dapat meminimalkan dampaknya dengan melakukan langkah mitigasi. Mereka bisa menyiapkan drainase darurat, memperkuat perlindungan area tambak, serta memastikan jalur evakuasi aman jika kondisi memburuk.
Peran BMKG dan Ajakan Siaga Kolektif
BMKG terus menyalurkan informasi terbaru melalui kanal resmi, baik situs web maritim BMKG, akun media sosial @BMKGmaritim, maupun call center layanan informasi. Di sisi lain, mereka juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap kabar hoaks yang beredar di media sosial. Melalui prediksi berbasis data dan perhitungan pasang surut yang akurat, pemerintah daerah maupun masyarakat memiliki kesempatan lebih luas untuk melakukan persiapan. Oleh sebab itu, semua pihak perlu menjaga kesiapsiagaan kolektif, tetap mengikuti informasi resmi, serta mendukung upaya mitigasi bencana. Akhirnya, dengan kerja sama antara instansi dan masyarakat, dampak buruk banjir rob dapat ditekan seminimal mungkin sepanjang akhir Agustus 2025.