Hargasemen.id – Gelaran CEO Business Forum (CBF) 2025 yang berlangsung di Mahoni Hall, Claro Hotel Makassar, Rabu (19/2/2025), menjadi momentum penting dalam membahas arah industri properti dan ekonomi nasional. Forum ini mengusung tema “Economic & Property Outlook: Collaboration Triggering Property Industry 2025” dan dihadiri para tokoh penting lintas sektor.
Salah satu narasumber utama adalah Direktur Utama PT Semen Tonasa, Asruddin, yang memaparkan situasi terkini industri semen di Indonesia. Bersama panelis lain seperti Sekretaris Jenderal DPP REI Raymond Arfandy dan Chief Economist BTN Winang Budoyo, diskusi dipandu oleh CEO Celebes Media, Andi Suruji, dengan antusiasme tinggi dari peserta forum.
Penurunan Pasar Semen dan Tantangan Regional
Dalam pemaparannya, Asruddin menyoroti dinamika pasar semen sepanjang tahun 2024 yang mengalami penurunan secara nasional. Ia menyebutkan bahwa konsumsi semen secara keseluruhan turun sekitar 605.373 ton atau sekitar 0,09 persen. Situasi di Sulawesi Selatan bahkan lebih menantang, dengan angka penurunan mencapai 13,6 persen.
Kondisi ini menurutnya dipengaruhi oleh perlambatan proyek pembangunan serta fluktuasi harga bahan baku dan logistik. Meski demikian, pihaknya tetap melihat adanya peluang untuk pemulihan sektor pada tahun mendatang.
Optimisme Pertumbuhan di Tahun 2025
Meski menghadapi tantangan berat, Asruddin menyampaikan keyakinan bahwa sektor semen dapat bangkit kembali pada 2025. Ia menargetkan pertumbuhan sekitar dua persen seiring peningkatan aktivitas pembangunan nasional. Salah satu pendorongnya adalah program pemerintah yang menargetkan pembangunan tiga juta rumah per tahun, yang akan membutuhkan pasokan semen dalam jumlah besar.
Asruddin menyebut kolaborasi antara industri semen dan pelaku properti harus diperkuat untuk mendukung pencapaian target pembangunan tersebut. Fokus utama perusahaan adalah menjaga efisiensi produksi sambil terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konstruksi yang berkelanjutan.
Inovasi Ramah Lingkungan untuk Masa Depan Properti
CEO Tidak hanya membahas tantangan dan peluang, Asruddin juga memperkenalkan inovasi teknologi baru dari PT Semen Tonasa, yaitu bata interlock presisi. Produk ini dikembangkan sebagai solusi konstruksi ramah lingkungan dengan keunggulan efisiensi waktu pembangunan dan ketahanan terhadap gempa.
Teknologi ini sudah mulai diterapkan di beberapa proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN), menjadi bukti nyata komitmen PT Semen Tonasa dan induk usahanya, SIG, dalam mendukung industri properti berkelanjutan di Indonesia.
Forum CBF 2025 tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga panggung bagi kolaborasi dan pembaharuan ide-ide strategis. Asruddin berharap, lewat inovasi dan sinergi lintas sektor, industri semen dan properti. Indonesia bisa terus melaju menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan lebih hijau.